Selasa, 28 Agustus 2012

celotehan pagi

good pagi selamat morningggg....
pagi yang indah seindah hatiku cieee suit suit.  wwwhhuuaahh  akhirnya ngeblog lagi kangen euy hiks hiks :'( pengen banget konsisten ngeblog, paling ngg sbulan sekali ggubrakk hadeehh, bisa ngg yah secara nabil my sweet baby sekolah pagi dan sore.                                                                                                               so, diariku sayang, siapkan diriu hehe :D :D         

Kamis, 18 Maret 2010

kata kata mutiara

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.

Hamka


Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”

HR Ibnu Majah


Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”

HR Imam Suyuthi


Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”

HR Abu Daud


http://blog.al-habib.info/id/koleksi-kata-mutiara-islam-bertambah/

Senin, 07 Desember 2009

Si Dua Tahun: Mengenal Warna

http://www.ayahbunda.co.id

Cara belajar si dua tahun semakin matang. Tak hanya mengandalkan penyerapan inderawi, si dua tahun juga melibatkan proses mental. Termasuk dalam mengenal warna-warni.

Proses belajar mengenal warna sudah dimulai sejak masih bayi. Di usia ini, perkembangan visual anak telah sempurna. Namun dalam pengenalannya harus bertahap.

Untuk permulaan ajari anak mengenal warna dasar. Merah dan kuning biasanya adalah warna-warna yang dikenali anak pertama kali. Baru kemudian ia akan mengenali warna biru dan hijau, dan selanjutnya warna-warna yang lebih muda.

Ada beberapa cara untuk Anda mengenalkam warna-warna tersebut pada anak Anda:

Pertama, biarkan si dua tahun memegang, mengalami, dan memanipulasi benda aneka warna. Misalnya saja, Anda bisa mengenalkan warna merah sambil membiarkannya memegang buah apel, dan sebagainya.

Kedua, Anda juga bisa mengenalkan warna melalui pakaian yang ia kenakan. Dengan cara ini, balita tidak hanya bisa mengingat warna, tetapi juga bisa menghayati warna-warna dengan baik.

Ketiga, ajarkan balita bernyanyi lagu-lagu anak seperti Balonku Ada Lima, Pelangi, Lihat Kebunku, atau Kucingku Belang Tiga. Anda bisa sambil menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema lagu, untuk lebih memudahkan balita mengingat.

Yang menjadi ciri khas dari si dua tahun, ia suka sekali menyebut sebuah warna untuk berbagai warna lain. Di usia sekitar 2,5 tahun, balita secara bertahap mulai mengembangkan kemampuan membedakan gradasi warna. Ia mulai mengenali warna-warna gelap dan pastel.

Latihan mengenal warna ini memakan waktu, sehingga Anda harus bersabar. Biasanya menjelang usia tiga tahun balita lebih mahir mengenal warna.

Namun perkembangan kemampuan anak mengenali dan menyebut warna secara benar sangat tergantung kepada kemampuannya berbicara dan mengingat. Dan jangan lupa untuk memberikan jawaban benar atau salah secara demonstratif juga, agar balita semakin antusias untuk belajar.

Senin, 30 November 2009

insiden hari minggu

minggu pagi bunda lg nyuci baju tahap terakhir niyy critanya alias tinggal jemur doank...truz bunda tinggal sebentar untuk ke kamar karena ada y tlupa...eh ga lama ada teriakan nenek..."bundaaaa, nabil tuh maen aer...." uups, pas bunda liat nabil dengan asikny mindah2n baju y da siap jemur ke ember baru y da penuh sabun...huuuuhuu....cape deh...mana cucianny setumpuk lagee...hiks.

saking keselny nabil bunda bawa ke kamar critany dhukum...eh nabilny nolak sambil ngomong"abin ales ma nda...nda mau ma nda...ales...ales ma nda..."dengan muka cemberut.
"bunda juga males ma nabil, maen aer mulu...bajuny kan tinggal jemur de, kok dsabunin lagee..siyy??"sambil nabil bunda bawa ke kamar n kuping nabil sempet bunda jewer (maafin bunda yah de...hiks...)..."nabil bunda hukum, ga boleh maen di luar, kamar aja sama bunda"truz nabil bunda diemin aja.

abiz bunda da tenang, bunda ajak ngomong nabil baik baik..."nabil knapa siyy maen aer??? kan bunda jdnya harus bilas lg baju yang penuh sabun itu"
"abin nyuci nda....antu nda...."
waduh, tharuuuu banget scara pembantu mudik ga balik lagee...mungkin nabil kasian ma bundany jdny mo bantuin bunda nyuci...huuu dasar anak kecil...
"sini, nabil bunda peluk yah....maafin bunda td da marah2 ma nabil yah, tp klo mau ikutn nyuci bilang dulu sama bunda biar sama sama, ya...maafin bunda ya de td bunda jewer ade..."
eh ga lama ada suara tangisan nabil sambil sesunggukan..."iya nda, aapin abin ya nda...aap ya nda..."
akhirny qt berdua nangis sesunggukan sambil bpelukan...:"(...

Selasa, 24 November 2009

menjelang Iedul Adha

kambing oh kambing...betapa muliany dirimu bersedia disembelih lalu badanmu dpotong potong n dbagi2kan ke fakir miskin dsb...meski kadang ada beberapa kawanmu yang menolak dsembelih bahkan lari tunggang langgang sambil berusaha menendang apapun dan siapapun yang berada di dekatny...oh nasibmu wahai kambing!!!

meski hanya setahun sekali tapi prosesi ini sangat dnantikan oleh banyak orang tidak terkecuali "mbak parti". tahun ini mba parti kehilangan moment mendapatkan beberapa bungkus daging kurban dari mesjid ke mesjid dikarenakan dapat perintah dari suaminy untuk mudik persis sehari sebelum hari raya Iedul Adha....ada pertentangan batin antara menuruti perintah suami atau menyenangkan suami karena berhasil mendapatkan beberapa bungkus daging kurban...keputusan yang sangat sulit....dengan sangat berat hati, mbak parti pun berusaha mengikhlaskan diri untuk tidak dapat daging kurban, namun pengorbanan mbak parti ada balasanny karena dengan mudik sebelum lebaran haji, mbak parti dan suami bisa mudik dan bertemu sanak saudara terutama anak semata wayang mereka...wow, happy ending!!!

lalu bagaimana nasib sang kambing???? haha...tetap menanti saat saat dikurbankan di hari Iedul Adha....beserta teman2ny seperti si sapi dan si kerbau....^_^

Minggu, 16 Agustus 2009

Mengintip Kecerdasan Anak Sejak Dini

Anak mulai suka bermain peran.

Jumat, 24 Juli 2009 | 17:39 WIB

KOMPAS.com - Apakah si Upik yang sudah pandai bicara dan berhitung di usia 2 tahun bisa dibilang anak cerdas? Bagaimana dengan anak yang telah lancar membaca di usia 4 tahun, layakkah disebut cerdas?

Inteligensi yang tinggi seringkali dikaitkan dengan orang yang punya kemampuan secerdas Albert Einstein. Padahal, hingga saat ini belum ada ahli yang bisa merumuskan definisi kecerdasan dengan tepat.

Meski belum ada definisi pasti mengenai kecerdasan, menurut psikolog Roslina Verauli, M.Psi, secara umum kecerdasan merupakan kapasitas yang dimiliki individu sehingga memungkinkan ia untuk belajar, bernalar, dan memecahkan masalah serta melakukan tugas-tugas kognitif tingkat tinggi lainnya.

Apa saja tugas-tugas kognitif tingkat tinggi itu? "Kemampuan berbahasa, daya ingat yang baik, mampu memecahkan masalah, serta kemampuan berpikir kritis atau menalar," kata psikolog yang akrab disapa Vera ini.

Tentu saja, kecerdasan pada bayi usia di atas lima tahun tidak sama dengan kecerdasan pada balita. Pada usia bayi, kecerdasannya masih seputar perkembangan kemampuan motorik dan bahasa. Sedangkan pada usia balita, kemampuan ini berkembang menjadi kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa, hingga kemampuan personal dan sosial. Bila anak menunjukkan kemampuan yang melebihi anak seusianya, dapat dikatakan ia memiliki kapasitas belajar yang baik alias cerdas.

Kecerdasan pada anak bisa dideteksi sejak dini, bahkan sejak ia baru lahir. Untuk mengukurnya, orangtua perlu memahami status perkembangan yang normal pada bayi dan balita. Misalnya saja pada usia 6 bulan, bayi seharusnya mampu belajar duduk dan bisa memegang benda kecil atau makan kue yang diberikan.

Atau anak usia dua tahun seharusnya sudah mulai berkomunikasi dengan kata-kata, serta penuh rasa ingin tahu. "Orangtua harus peka dan bisa mendeteksi sejauh mana perkembangan kemampuan anaknya. Kalau ada keterlambatan, langsung diwaspadai apakah tumbuh kembangnya terhambat atau memang orangtua kurang menstimulasi," kata Vera.

Sebagai pedoman, ada beberapa tahap perkembangan yang dianggap normal dalam arti sudah bisa dikuasai oleh anak pada usia tertentu.

0-3 bulan:
Hanya menampilkan respons refleks atas stimulus. Bahasa yang dikuasai hanyalah berupa tangisan.

4 bulan:
Mulai memiliki kontrol atas tubuhnya sendiri dan menunjukkan awal mula kemampuan motorik halus. Mulai mampu merespons secara sosial dengan senyuman dan bunyi-bunyian.

6 bulan:
Mulai belajar duduk dan merangkak. Sudah memiliki kemampuan mengontrol gerakan tangan sehingga mampu memegang benda kecil atau makan kue yang diberikan. Bahkan sudah memiliki kemampuan koordinasi mata dan tangan untuk menggapai benda.

9 bulan:
Sudah mulai mampu menggunakna jari jemarinya untuk makan sendiri. Mulai mencoba merangkak dan berdiri. Mencoba menggunakan kata atau suku kata sederhana.

12 bulan (tahun pertama):
Terlihat perkembangan yang cukup pesat pada anak dan ia mulai menunjukkan kemampuan menguasai berbagai hal.

Tahun ke-2:
Mulai independent, senang mengeksplorasi, penuh rasa ingin tahu, mencoba berbagai kemampuan baru, berkomunikasi dengan kata-kata, mencoba memahami sebab-akibat melalui kemampuan motorik, dan menguasai proses belajar dalam arti yang sesungguhnya.

Tahun ke-3:
Anak sudah menunjukkan penguasaan yang jauh lebih baik pada berbagai alat untuk belajar, seperti bahasa, ingatan, kemampuan motor, dan perasaan tentang dirinya sendiri.

Tahun ke-4 dan ke-5:
Kemampuan belajar anak jauh lebih berkembang sehingga memungkinkan ia menerima proses belajar secara formal.

Minggu, 21 Juni 2009

Hore.. Bebas PPN Diperluas

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN diperluas tidak hanya pada komoditas tertentu, tetapi juga pada semua pelaku usaha beromzet kecil. Sebagian beban keuangan petani dan pengusaha kecil akan berkurang.

”Tadinya hanya komoditas pertanian yang bukan barang kena pajak. Ini akan kami ubah, bukan komoditasnya yang tidak kena pajak, tetapi petaninya yang tidak dikenai. Namun, ini bukan hanya bagi petani, tetapi juga seluruh penduduk Indonesia yang berusaha dengan omzet kecil, di bawah Rp 600 juta per tahun atau Rp 50 juta per bulan,” ujar Dirjen Pajak Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (18/6).

Menurut Darmin, akibatnya, penerimaan negara dari PPN turun Rp 5 triliun. Itu akan terjadi pada 2010 karena pembebasan PPN akan berlaku pada tahun depan. ”Tengah dimatangkan dalam pembahasan RUU PPN dan PPnBM di DPR,” tuturnya.

Dengan pembebasan PPN itu, pelaku usaha atau petani beromzet kecil dibebaskan dari kewajiban memungut atau menyetorkan PPN kepada pemerintah. Ini akan memberikan keringanan riil pada keuangan mereka karena tidak perlu lagi menanggung PPN yang selama ini mereka bayar 10 persen terhadap harga jual produknya. PPN akan diterapkan hanya kepada pemilik omzet di atas Rp 600 juta per tahun, antara lain pedagang pengumpul.

Selama ini, pengenaan PPN dianggap kurang adil bagi para petani atau pengusaha penghasil produk primer (barang yang belum diolah) karena mereka harus membayar PPN pada saat menjual barang dan tidak ada peluang untuk merestitusi, atau meminta pengembalian pajak lebih bayar. Saat ini, pembebasan PPN hanya bagi produk yang diekspor, sementara produk primer yang diperdagangkan di dalam negeri tetap kena PPN.

”Itu menyebabkan banyak pelaku industri yang marah. Mereka menilai, pemerintah mendorong seluruh produk primer diekspor,” ujar Darmin.

Sebaiknya dinaikkan

Pengamat pajak, Darussalam, mengatakan, batasan pembebasan PPN di level Rp 600 juta diterapkan sejak 2004, tetapi terbatas pada pengusaha kecil yang dikecualikan dari pemungutan PPN. Sebaiknya, batas itu dinaikkan lebih dari Rp 600 juta per tahun untuk menyesuaikan dengan laju inflasi.

”Pembebasan ini meringankan beban administrasi wajib pajak, karena bagi pengusaha kecil, pengadministrasian PPN perlu biaya besar, antara lain, harus menempatkan karyawan mencatat PPN itu,” ujarnya.